Tuma’ninah adalah sebagai salah satu rukun shalat diantara rukun shalat yang lainnya. Tuma’ninah juga sebagai sarana mencapai tingkat kesempurnaan shalat guna membangkitkan kesadaran diri, bahwa anda sedang berhadapan dengan Zat Yang Maha Kuasa
Tumaninah dapat dicapai dengan cara rileks dan tidak tergesa gesa dalam melaksanakan gerakan shalat pikiran hanya terpokus pada apa yang sedang dfikerjakanya, Usahakan tubuh anda tidak tegang.
Dalam hadits disebutkan :
َوَفِي لَفْظٍ لِأَحْمَدَ : ( فَأَقِمْ صُلْبَكَ حَتَّى تَرْجِعَ اَلْعِظَامُ )
Dan menurut lafazh riwayat Ahmad : "Maka tegakkanlah tulang punggungmu hingga tulang-tulang itu kembali (seperti semula)."
َوَمِثْلُهُ فِي حَدِيثِ رِفَاعَةَ عِنْدَ أَحْمَدَ وَابْنِ حِبَّانَ ( حَتَّى تَتْمَئِنَّ قَائِمًا )
Hal serupa terdapat dalam hadits Rifa'ah Ibnu Rafi' menurut riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban: "Sehingga engkau tenang berdiri (mu)."
Ketenangan dan jeda dalam melakukan sesuatu gerakan dalam shalat adalah salah satu bentuk pelatihan dalam mengontrol pikiran kita. Jika kita melalukan sesuatu dengan penuh ketenangan, maka pikiran akan lebih terkonsentrasi pada apa yang sedang kita laksanakan, seluruh tindakan diringi dengan penuh kesadaran yang tinggi, dan kita senantiasa selalu mengendalikan pikiran kita dengan penuh konsentrasi.
Pikiran yang tenang dan damai adalah pikiran yang penuh dengan energi yang melimpah karena kita hanya berpokus pada satu tujuan, sehingga pikiran tidak terpecah. Jika kita damai dan tenang, maka pikiran kita akan terpusat pada apa yang sedang kita lakukan. Oleh karena itu salah satu syarat mencapai tingkatan shalat yang sempurna salah satunya adalah Tuma’ninah, diantaranya :
Tumaninah Dalam berdiri
Berdirilah dengat tegak dan tenang jangan menoleh kekiri atau kanan sehingga bila ada jama’ah yang datang disebelahnya tidak mengetahi siapa orangnya. Arahkan pandangan mata ketempat sujud.
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah
(dalam salatmu) dengan khusyuk. .(QS. Al Baqarah : 238 )
Tuma'ninah Ketika Melaksanakan Ruku
Setelah selesai membaca surat berhentilah sejenak lalu angkat kedua tangan seperti takbir dengan mengucap “Allahu Akbar” kemudian ruku dengan meletakan kedua telapak tangannya pada kedua lututnya seolah olah menggenggam. punggung diluruskan hingga rata, pandangan mata kearah ujung jari kaki. Lakukan dengan tenang dan rileks sehingga terasa pada urat kaki dan pinggang, ada jeda sebentar baru kemudian membaca Do’a Ruku.
Hadits:
فَاِء ذَارَكَعْتَ فَاجْعَلْ رُاحَتَيْكَ وَامْدُدْ ظَهْرَكَ وَمَكِّنْ لِرُكُوْعِكَ
Maka bila engkau ruku jadikanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu dan luruskanlah punggungmu dan tekankan dalam rukumu itu.
Tuma'ninah Ketika I’tidal setelah Ruku
Angkatlah kedua tangan seperti ketika takbir sambil membaca Iftidal ( Sami’Allahuliman Hamiddah ) lalu tangan diletakan disisi kiri kanan sejajar dengan tubuh, secara tenang dan tidak tergesa gesa sehingga kepalanya tega lurus dan posisi tubuh berdiri tegap seperti semula sehingga punggunnya dan seluruh sendi sendi tulang kembali seperti semula, kemudian diam sejenak lalu membaca Do’a Iftidal.
Nabi Muhammad melaksanakan I’tidal lamanya hampir sama dengan lamanya ketika beliau ruku , beri jeda (jarak) sebentar kemudian sujud.
َوَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا اِفْتَتَحَ
اَلصَّلَاةَ وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ اَلرُّكُوعِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat kedua tangannya lurus dengan kedua bahunya ketika beliau memulai shalat ketika bertakbir untuk ruku' dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku'. Muttafaq Alaihi.
Tuma'ninah Ketika Melaksanakan Sujud
Setelah bangkit dari ruku ada jeda sebentar kemudian mengucap Takbir “Allahu Akbar” dan laksanakan sujud dengan tenang dengan meletakan kedua tumit terlebih dulu baru menyusul kedua telapak tangan diletakan ditempat sujud dengan jari jari dirapatkan mengarah ke kiblat, begitu pula jari jari kaki dilekuk arahkan ke kiblat, dahi dan hidung menyentuh tempat sujud , siku tangan diangkat tidak menyentuh tempat sujud dan jangan dirapat kan ketubuh.
َوَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ : عَلَى اَلْجَبْهَةِ - وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى أَنْفِهِ - وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ اَلْقَدَمَيْنِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh tulang pada dahi. Beliau menunjuk dengan tangannya pada hidungnya kedua tangan kedua lutut dan ujung-ujung jari kedua kaki." Muttafaq Alaihi.
Tuma’ninah duduk diantara dua sujud
Setelah selesai membaca Do’a sujud bangkitlah perlahan lahan dengan duduk secara tenang diatas kedua tumit, badan diluruskan hingga sendi tulang kembali pada tempatnya.
لاَتَتِمُّ صَلاَ ةُ اَحَدِكُمْ حَتَّى يَفْعَل ذَ لِكَ
Tidak sempurna salah seorang diantara kamu sehingga ia melaksanakan demikian itu
Tuma'ninah ketika Bangkit dari sujud
Ketika akan bangkit dari sujud untuk memulai rakaat berikutnya, tekankan kedua telapak tangan ke tempat sujud lalu mengucap Takbir “Allahu Akbar” kemudian bangkit berdiri hingga benar benar tegak dan rileks berhenti sejenak baru kemudian melanjutkanya ke rakaat berikutnya.
Demikianlah makna tuma’ninah dalam pelasanaan shalat sebagai salah satu cara untuk mencapai kesempurnaan shalat , pelaksanaan shalat hendaknya dari awal hingga akhir selalu dilaksanakan dengan cara tuma’ninah, sehingga pada akhirnya kita dapat menerapkan ditiap tiap sendi kehidupan dengan cara tenang tidak tergesa gesa. Segala sesuaktu yang dikerjakan dengan penuh konsentrasi dan ketenangan akan membawa hasil yang baik dan sempurna.
www.mhsim17.blogspot.com
13 comments:
Terima kasih.
Ustadz, maaf jangan gunakan warna merah, kuning, hijau. atau yang susah dibaca/dilihat.... susah dibaca dan cepat melelahkan....gunakan warna tulisan hitam biru saja terima kasih....Teruslah menulis dan terima kasih.....
Terimakasih banyak pak ilmunya
Subhannallah, banyak diantara yang melupakan dengan artikel ini, saya merasa diingatkan.
Makasih banyak mas.
^.^
Sya mau tnya, ketika hendak bngkit dri sujud untuk mlnjutkn rakaat slnjutnya sya pernh mlht slh stu jamaah yg duduk sejenak baru bangkit untuk mlnjutkn rakaat slnjutnya, apkh itu jg tumakninah..? Dan bolehkah sperti itu? Trimksih
Terima Kasih
Thanks
Oalaaah..shalatku biyen gak onok seng sah
Maaf ustad, tpi pda swmua hadist dan quran yang ad tidk di jelaskan untuk cepat lambatnya sholat tpi yg penting sampai gerakannya sempurna dan tetap bisa tenang dan fokus maka sudah bisa di sebut tumaninah kn? Apa penangkapan saya benar ustad?
Apakah saya tidak tumaninah jika saya tidak berhenti sejenak setelah membaca doa dan surah..
Haruskah saya qodho sholat saya yg sebelumnya seperti itu
Saya jg ingin mengetahui ttg hal ini ustadz apa diperbolehkan?
Utk : Sdr Muhammad irfan.
Dengan gerakan yg sempurna, pukus dan konsentrasi penuh itu sudah sempurna , namun untuk mencapai hal tersebut tentulah kita harus melakukannya dgn tdk tergesa gesa yaitu tumaninah yg artinya tenang dgn memberikan jeda sejenak pada saat ingin berganti gerakan. Terima kasih telah berkunjung
Utk : The Boys
Tumaninah dimaksud adalah memberi waktu jeda sejenak ( contoh jika bangun dari sujud jangan langsung berdiri tapi luruskan terlebih dahulu punggung hingga terasa pada otot pinggang ) . Dan tida ada qohdo pada shalat, jika shalat yg terdahulu dilakukan karena belum mengerti , Insya Allah dimaafkan.
Silahkan Tulis komentar di sini :
Terimakasih jika anda berkenan memberikan saran...